Sejarah koperasi konsumen iCOOP dimulai pada tahun 1997 ketika koperasi lokal berukuran kecil dan menengah mendirikan federasi koperasi konsumen. Perhatian utama mereka adalah mengatasi kesulitan keuangan dalam perdagangan langsung produk pertanian ramah lingkungan. Untuk mengurangi tingginya biaya logistik, mereka mengintegrasikan logistik masing-masing koperasi primer dan menerapkan sistem keanggotaan. Pada awal tahun 2000-an, telah terjadi beberapa kejadian pemalsuan makanan organik. Hal ini terjadi karena produsen yang rakus, bahan pangan non-organik yang murah dicampur dengan pangan organik asli yang harganya mahal. Serangkaian kejadian membuat koperasi konsumen di Korea, termasuk iCOOP, tidak dapat diandalkan dan tidak dipercaya sebagai penyedia makanan organik bagi konsumen Korea.
Berdasarkan pengalaman itu, iCOOP telah menetapkan rencana untuk membangun sistem keamanan pangan: pengendalian, produk, dan produksi. Pertama, mereka mendirikan pusat sertifikasi iCOOP untuk memastikan produk pertanian ramah lingkungan yang berkualitas bagi anggotanya. Selain itu, mereka meluncurkan merek toko ritel “Natural Dream” untuk memperluas keanggotaan, dan untuk mencapai skala produksi yang ekonomis.
Yang terpenting, pada akhir tahun 2007, iCOOP mencapai kesepakatan untuk membentuk klaster pangan organik ramah lingkungan di Goesan untuk basis produksi dan konsumsi yang berkelanjutan. Oleh karena itu, iCOOP memperkuat hubungannya dengan produsennya dengan membentuk Dana Stabilisasi Harga dan Dana Stabilisasi Produksi. Menanggapi penerapan kebijakan baru, iCOOP mengumumkan identitas mereka sebagai konsumerisme etis dan mengukuhkan nama mereka sebagai iCOOP Saenghyup (Koperasi Konsumen iCOOP). Identitas tersebut menyiratkan dampak konsumsi etis terhadap anggotanya, masyarakat umum, dan planet bumi.
Pada tahun 2010, berdasarkan revisi Undang-Undang Koperasi Konsumen, mereka mendirikan kesatuan usaha iCOOP koperasi konsumen dan kegiatan konsumen iCOOP, yang terdiri dari koperasi primer yang fokus pada bidang minatnya masing-masing. Terakhir, iCOOP membangun klaster produksi pangan organik di Gurye dan Goesan. Baru-baru ini, dalam upacara pembukaan di Goesan, iCOOP merayakan hari jadinya yang ke 20 dan mengumumkan rencana masa depannya. Untuk mencapai hal ini, mereka mendeklarasikan jaringan kolaborasi baru SAPENet untuk memperkuat hubungan yang dinamis, sebagian besar terbatas pada konsumen, dan perusahaan mitra klaster, tetapi juga dengan berbagai pelaku ekonomi sosial dan NPO (non-profit organization) untuk memanfaatkan potensi mereka.
Sekalipun hasil bisnis mereka menunjukkan angka yang signifikan, penting untuk menangani “manajemen koperasi” ketika mengevaluasi kinerja koperasi konsumen. Ada banyak kegagalan dalam koperasi konsumen di Barat, termasuk di Inggris dimana model bisnis koperasi konsumen pernah ditemukan dan berkembang. Beberapa kritikus menunjukkan kesalahan pengelolaan koperasi konsumen dalam kegagalan bisnis mereka.
ICA (International Co-operative Alliance) menyarankan bahwa “strategi untuk masa depan koperasi global’ seperti yang dituangkan dalam dokumen Cetak Biru Dekade Koperasi, terbit pada bulan Januari 2013. Isi dokumen itu adalah “gerakan koperasi global dan dunia usaha harus bekerja sama dalam belajar dan berbagi pengetahuan dan praktik mereka dengan koperasi lain secara global.” Koperasi konsumen Korea telah mempelajari prinsip-prinsip dan praktik terbaik dari koperasi konsumen terkemuka di dunia (khususnya koperasi konsumen Jepang), dan telah berbagi keberhasilan dan kegagalan mereka dengan koperasi lain di tingkat lokal.
Menurut Cetak Biru Dekade Koperasi, (lihat peragaan di samping), ada lima tema utama – yaitu partisipasi, keberlanjutan, identitas, permodalan, dan kerangka hukum. Koperasi konsumen Korea sangat menyadari pentingnya tema-tema ini bagi kesejahteraan mereka di masa depan. Kelima tema tersebut sangat penting untuk membahas tantangan dan solusi yang dihadapi koperasi konsumen Korea. Dan itu menjadi rujukan.
Dalam konteks spin-out yang digerakan oleh Puskhat, KSR yang sudah diidirikan di setiap CU penting sekali membangun dan memperkuat gerakan KSR di bawah Federasi INKUR. Ada banyak manfaat yang dapat diberikan INKUR kepada KSR, apabila INKUR kuat. Sebab, INKUR telah menjadi anggota ICA. Kelak, KSR yang maju adalah yang paling banyak memiliki akses ke informasi dan jaringan. ***