Suatu siang 2009, secara kebetulan saya bertemu paman saya di halaman kantor CU yang sangat megah. Dalam benak saya paman sangat bangga dengan keberadaan CU yang dia sendiri ikut saat rapat pembentukkannya 27 tahun lalu. Usai “say hello,” paman saya berkata: “Kantor CU ini memang megah, tapi saya masih tetap miskin.” Saya sedikit baper, diam. Mulut saya terkatup, tak berdaya. Lalu, saya alihkan pembicaraan pada hal lain.
Berapa banyak anggota CU yang merasakan hal yang sama seperti paman? Pikir saya. Anehnya, kalimat di atas selalu meraung-raung di kepala saya. 2010 beliau meninggal.
Beberapa hari setelah pertemuan itu, kami rapat pengurus. Saya ceritakan semua kepada pengurus. “Kita sudah membangun dua kantor megah. Saatnya moratorium membangun kantor megah,” kata saya. “Jika kita harus membangun kantor CU, maksimal budgetnya Rp 450 juta. Kita harus fokus membuat inisiatif atau program pemberdayaan sosial-ekonomi anggota secara masif,” lanjut saya.
Beberapa tahun lalu, pihak ACCU mengeluarkan standar ACCESS. Kita dikenalkan sebuah tool yang disebut BSC (Balance Scorecard). Ada 4 perspektif – keuangan, anggota-pelanggan, proses bisnis internal, dan pembelajaran dan pertumbuhan. Ramailah kita bermimpi CU diakreditasi dengan standar ACCESS ini. Semua gigit jari, sampai hari ini masih apes, gegara indikator E9 (Modal Lembaga) dan A1 (Kredit Lalai) tak mampu dipenuhi. Semua mentok, sulit memenuhi indikator E9 dan A1 yang dipersyaratkan ini. Tapi ya sudahlah. Mungkin waktunya belum tiba.
Saya saban tahun diundang memfasilitasi penyusunan rencana strategis atau business plan CU primer. Banyak dokumen literatur saya perdalam. Dapatlah saya satu dokumen berjudul “From Mision to Action” yang diterbitkan oleh Microfinance Center (2007) – skema di samping kiri. Ternyata dalam dunia Microfinance (juga CU) yang misinya mengandung misi ekonomi dan misi sosial, punya BSC yang khas. Pada BSC-nya ada satu perspektif lagi yaitu perspektif sosial. Pertanyaan saya pada BSC ACCESS yang dikembangkan oleh ACCU, “mengapa perspektif sosial luput diukur?” Jika ada yang ingin sumbang saran, itu akan lebih baik.***
Penulis : Munaldus
Mat pagi pa Mulnadus saya Gabriel Boromiten ketua pangurus KSP Kopdit Lego Lego kab Alor,terlalu senang dg pa Munaldus ketika diundang BK3D Timor/ Pustim beberapa thn silam dg membawa misi penjelasan Visi dan Misi dll utk Kopdit primer dan Pustim sendiri.Saya memang salah satu peserta ketika itu yg mengidolakan Bpk,saya memang selama ini telah membaca dan mendengar langsung dari teman jajaran GKKI tentang apa yg dikandung maksud dari kata “Spin-Of”setelah membaca detail tulisan Pa Munaldus diatas ini jadinya terang benderang dlm logika saya yg selama ini msh abu”KSP Kopdit Lego Lego Kab Alor tdk berjanji tapi disuatu saat kita pasti akan bertemu di Nusa Kenari pulau Alor pulau persahabatan surga di timur matahari.Trims salam sehat dan solidaritas dari keluarga besar KSP Kopdit Lego Lego