Di Amerika Serikat ada penelitian menarik tentang pemenang lotere-di Kalbar disebut Dana atau togel. Penelitian tentang ini bukan dilakukan sekali, tapi berulang-ulang. Hasilnya konsisten. Berapapun jumlah yang mereka menangkan, pemenang lotere pada akhirnya kembali ke kondisi keuangan awal mereka. Mengapa bisa begitu?
Ada peristiwa lain yang tak kalah menarik. Sepauk, Sintang, sangat terkenal dengan tambang emas. Sungai Sepauk keruh pekat akibat penambangan emas ini. Pada suatu ketika seorang penambang mendapatkan emas kira-kira satu kilogram. Luar biasa rejekinya ya? Seperti durian runtuh. Tiba-tiba si penambang ini berlimpah uang. Tetapi anehnya, uang itu tidak bisa bertahan lama. Dia foya-foyakan, bahkan dia kawin lagi. Mau tahu? Isteri barunya justru yang menggerogoti uangnya sampai habis. Ia dibawa isteri keduanya ini pergi jalan-jalan ke kota Pontianak yang notabene belum pernah ia injak seumur hidup. Eh… tiba-tiba, sang isteri yang orang luar pulau kabur entah kemana meninggalkannya terlonta-lonta di kota Pontianak dengan uang di saku ala kadarnya. Terakhir diketahui perempuan sial itu naik pesawat terbang dan pulang ke kampung halamannya dengan membawa segepok uang. Akhirnya, si penambang pulang kampung dan jatuh miskin, bahkan kondisi keuangannya lebih parah dari sebelumnya. Ia tinggal di pondok ladang sendirian. Kata saksi mata, orang ini kemudian stres. Kisah yang tragis. Sekali lagi, mengapa bisa begitu?
Sebagai seorang kutu buku dan penulis, saya galau sekali ketika menemukan suatu peristiwa aneh yang berakhir dengan kepiluan. Saya ingin jawaban atas pertanyaan di atas. Untunglah saya memiliki koleksi buku yang banyak tentang bagaimana berpikir kaya dan menjadi kaya. Brian Tracy bilang begini: “Faktor terpenting dalam mencapai kesuksesan finansial yang besar bukanlah uang. Tetapi anda harus menjadi orang macam apa untuk mendapatkan uang itu dan kemudian mempertahankannya.” Brian Tracy jelas-jelas merujuk kepada pola pikir.
T. H. Eker, dalam bukunya Secrets of the Millionaire Mind, bilang, ada perbedaan cara berpikir orang kaya, menengah, dan miskin. Jika anda benar-benar ingin kaya selama menjalani usia harapan hidup yang singkat ini, lupakan cara berpikir selain berpikir kaya. Orang-orang kaya itu berpikir dengan cara tertentu yang wajib dipelajari. Eker menambahkan: “bila anda ingin bergerak ke tingkat kehidupan yang lebih tinggi, anda harus bersedia untuk melepaskan sejumlah cara pikir lama anda dan mulai menggunakan cara pikir yang baru. Pada akhirnya, hasilnya akan terlihat.”
Orang-orang (baca: Para Anggota CU) yang sudah tertanam pikiran miliarder-memiliki kekayaan miliaran rupiah, pasti akan menjadi seorang miliarder. Anda percaya? Tahun 2010, saya mengajukan ide tentang memberikan penghargaan kepada anggota Credit Union Keling Kumang (CUKK) yang berhasil menjadi seorang miliarder-satu tahun hanya satu pemenang, penghargaan ini diberinama Member of the Year (MOY). Ide ini disetujui pengurus lain. Kami menetapkan syarat penerima MOY, antara lain sudah menikah, hidupnya sangat miskin, suka berjudi, mabuk-mabuk, tinggal nebeng dengan orang lain, misalnya tinggal dengan orang tua atau mertua, agar bisa terus hidup ia menoreh kebun karet orang lain, atau berkuli, dan beberapa kriteria lain. Di tengah badai kesulitan itu, ia memutuskan untuk masuk anggota CUKK dan mengikuti pendidikan anggota secara sungguh-sungguh. MOY 1 diberikan pada tahun 2011, sekarang tahun 2020, itu artinya CUKK sudah memberikan penghargaan MOY ke-10. Saya terkejut dengan pencapaian para miliarder ini. Bahkan penerima MOY ke-10 memiliki kekayaan sekitar 6,2 miliar rupiah. Wow… luar biasa! Ketika menerima penghargaan MOY, di panggung RAT, mereka bersaksi bahwa kesuksesan mereka berkat pencerahan yang mereka terima ketika mengikuti pendidikan anggota. Dahsyat sekali bukan?
Para miliarder CU ini segera bertindak setelah mendapatkan pencerahan dari para fasilitator. Mungkin karena segala macam kesulitan hidup sudah mereka rasakan, maka mereka bertindak-ingin berubah, tanpa rasa takut, rasa khawatir, ketidakyakinan, keraguan dan siap menerima ketidaknyamanan sementara. Dan mereka berhasil.
Saya pernah menulis di facebook begini: “Hidup ibarat lomba panjat pinang. Ada yang ikut lomba, ada yang hanya menonton, dan ada yang tidak tahu kalau ada lomba. Siapa yang berhasil mendapatkan hadiah? Adalah mereka yang ikut lomba dan menang. Catatannya, kemenangan tidak bisa dicapai sendirian. Kemenangan hanya bisa dicapai dengan cara tim. Jadi, para penerima MOY adalah mereka yang ikut lomba dan menang. Hadiahnya apa? Simpanan di CU yang terus bertambah, mobil baru, kebun sawit atau kebun karet yang semakin luas, memiliki usaha dagang yang berhasil, anak-anak diwisuda, dan lain sebagainya. Mengutip kata-kata T. H. Eker: “Pendapatan anda hanya bisa tumbuh sebesar usaha anda.” Benar.
Pembaca… di dalam diri kita masing-masing ternyata sudah ada Cetak Biru (Blueprint) Keuangan. Ketika anda didatangi uang dengan jumlah banyak seperti dua ilustrasi di atas, dan anda belum siap untuk itu, maka peluangnya adalah bahwa kesejahteraan anda akan bertahan sebentar saja dan anda akan kehilangan hal itu.
Ada berbagai kisah jatuh bangun orang-orang yang telah menjadi miliarder karena usaha mereka sendiri. Ketika para miliarder ini kehilangan uang mereka, mereka akan bangkit lagi dan mendapatkan kembali uang mereka bahkan dalam waktu yang lebih singkat. Mengapa fenomena seperti ini terjadi? Uang mereka bisa hilang, tetapi mereka tidak pernah kehilangan hal terpenting di dalam diri mereka-pikiran miliarder. Tidak seperti para pemenang lotere atau penerima uang “durian runtuh.”
Kehidupan keuangan seseorang ibarat termostat-pengatur suhu. Ada orang yang memiliki termostat finansial yang hanya bisa menghasilkan uang recehan saja, bukan jutaan, apalagi miliaran. Bahkan ada orang yang ditakdirkan memiliki termostat finansial yang di bawah nol. Mereka benar-benar membeku dalam cuaca dingin. Tahu mengapa hal seperti ini bisa terjadi? Pola pikir yang mereka pegang teguh akan membawa mereka sukses atau gagal.
Jadi, apa yang kita capai hari ini secara finansial adalah buah. Jika anda tidak puas dengan buah, maka anda harus mengubah akarnya dulu. Penelitian menunjukkan bahwa 80% individu tidak pernah bebas secara finansial seperti yang mereka inginkan. Yang kasat mata akibat dari yang tidak kasat mata. Ubahlah akar (tidak kasat mata) jika ingin mengubah buah (yang kasat mata). Kekayaan berasal dari pikiran. Harta karun tidak di puncak gunung, tidak juga di dasar laut. Tetapi ada di dalam pikiran-pikiran bawah sadar yang tidak kasat mata.
Pola Pikir Miliarder dimulai dari KEINGINAN. Diikuti dengan KEYAKINAN. Dan akhirnya BERTINDAK dengan ambisi yang kuat. Ambisi yang kuat = hasrat yang kuat + keinginan yang kuat. Segala KEINGINAN harus ditulis dengan jelas. KEINGINAN anda harus diuji dengan KEYAKINAN. INGIN tapi TIDAK YAKIN hanya akan menjadi hayalan. Jika anda menuliskan KEINGINAN yang sungguh-sungguh anda yakini dapat anda capai, maka separuh KEINGINAN anda sudah terealisasi. KEINGINAN yang sudah anda tetapkan harus anda hafal, divisualisasikan dalam bentuk foto atau gambar, dan dipandang dan diingat setiap hari. Sebab, seperti kata seorang filsuf, Emerson: “Anda menjadi apa yang sering anda pikirkan.”***
(Munaldus, penasehat dan founder Pusat Koperasi Kredit Khatulistiwa)