Cetak SDM CU yang Handal: Lingkungan Eksternal Benar-Benar Bisa Membuat Frustrasi

SDM CU yang dibutuhkan sekarang adalah SDM yang mampu mengelola lingkungan eksternal yang bisa membuat kita benar-benar frustrasi. Namun tekanan dari dalam (internal) juga tidak boleh diabaikan. Keduanya bisa kait-mengait. Contoh kasus maraknya moral hazard. Semakin besar CU/KSP, kemunculan moral hazard semakin sering. Itulah trennya. Jadi, kalau CU mau terus eksis, CU harus memiliki SDM CU yang mampu mengantisipasinya.

Itulah tukar pikiran saya dan Jang Suroto dua hari lalu, sambil menghabiskan secangkir kopi. Jang Roto, begitu panggilannya, tinggal di Jakarta. Karena pergaulannya yang luas tentulah ia punya banyak informasi. CU benar-benar sudah kewalahan menghadapi badai atau tsunami KUR (Kredit Usaha Rakyat). Suku bunga KUR yang rendah daripada yang mampu diberikan oleh CU, sudah menyapu bersih pasar pinjaman CU. Kini, posisi rasio pinjaman beredar di CU sudah di bawah 70%, bahkan banyak yang sudah di bawah 60%. Sangat memprihatinkan. Benar kata seorang sahabat, “dinamika yang terjadi pada anggota CU yang saya lihat saat ini adalah : Soal apapun anggota bisa loyal, kecuali soal harga.” Pandangan ini diungkapkan kira-kira 10 tahun lalu. Benarlah pada hari ini, ketika tsunami KUR bisa meluluh lantakkan CU. Apa jadinya CU kalau penyaluran kredit tersendat? Lebih parah kalau ditimpa kredit lalai yang tinggi. Bakal tamat.

Diskusi berubah ke topik pemanggilan polisi terhadap CU di Kalbar. Sekarang pemanggilan oleh polisi terhadap CU-CU di Kalbar bakal (bahkan sudah) masif, “penyelidikan mulai dari factum, lalu ke pre factum, dan post factum.” Diawali dari CU-CU besar. Apa yang salah? Dari uraian yang diberikan oleh Jang Roto, saya sedikit paham. Bersifat sangat makro. Hadapi dengan tenang, begitu kata saya setelah mendengar benang merahnya. “Orang yang tenang adalah orang yang kuat,” kata saya. Pun kata orang bijak: “Tindakkan tergesa-gesa akan salah langkah.” Kembali pikiran saya diingatkan beliau: “Cetaklah SDM yang mampu mengelola lingkungan eksternal dengan sebaik-baiknya.”

Dan kemudian ke topik yang penuh polemik: Holding ultra mikro. Saya sangat tidak tertarik dengan topik ini. Tapi semua tulisan Jang Roto di Kompas dan media sosial saya ikuti. Tak sedikitpun saya berani berkomentar selama ini. Setelah saya berdiskusi langsung dengan beliau, wawasan saya sedikit terbuka. Saya hanya mengucapkan “Bagaimana CU bersikap dan bertindak?”

Sebelum tegukan terakhir kopi saya, intuisi saya mengatakan: lakukan spin-off. “Kita sudah on the track pak,” kata Suroto. ***

Ptk, 1/10/2021

Munaldus

Founder CUKK dan PUSKHAT