Belajar dari Konglomerasi Koperasi Mondragon di Spanyol, dari 120 koperasi, 87 koperasi adalah koperasi industri. Dicapai pada usia 50 tahun. Bagaimana dengan Big Picture Konglomerasi Koperasi Keling Kumang? Saya berharap dari sekian banyak koperasi, terbanyak harus koperasi pertanian. Mengapa? Komoditi pertanian adalah sumber mata pencaharian para anggota CUKK. Ketika pandemi covid-19, kesulitan ekonomi sangat terasa, untungnya para anggota yang bertumpu pada komoditi pertanian tetap eksis. Itu baru ditopang 3 komoditi pertanian yang turun temurun – padi, karet, dan akhir-akhir ini sawit. Bagaimana kalau varian komoditi lain dikembangkan juga, terutama komoditi non karet dan sawit? Akan sangat dahsyat pasti.
Oleh sebab itu, minimal Konglomerasi Koperasi Keling Kumang harus memiliki 5 koperasi pertanian berbasis wilayah kerja kabupaten.
Dalam benak saya, lima koperasi pertanian ini bekerja di masing-masing kabupaten di wilayah kerja CUKK. Pertama, Koperasi Pertanian Keling Kumang Sekadau Agro bekerja di wilayah Kab. Sekadau (awal karya di lahan CUKK di Sungai Kunyit). Kedua, Koperasi Pertanian Keling Kumang Sintang Agro bekerja di wilayah Kab. Sintang (awal karya di lahan CUKK 2 ha di Penyangkak). Ketiga, Koperasi Pertanian Keling Kumang Melawi Agro bekerja di wilayah Kab. Melawi (CUKK perlu membeli 2 ha lahan di Melawi). Keempat, Koperasi Pertanian Keling Kumang Kapuas Hulu Agro bekerja di wilayah Kab. Kapuas Hulu (CUKK perlu membeli 2 ha lahan di Kab. Kapuas Hulu). Dan kelima, Koperasi Pertanian Keling Kumang Sanggau Agro bekerja di wilayah Kab. Sanggau (CUKK juga perlu beli lahan 2 ha di Kab. Sanggau).
Mengapa pada tahap awal masing-masing koperasi pertanian harus mengelola lahan milik CUKK? Disitulah link atau network antar unit dalam konglomerasi berfungsi. Selain itu, CUKK yang melakukan spin-off memiliki akses pengawasan terhadap gerak gerik koperasi pertanian ini. Jadi, koperasi pertanian tidak boleh liar dan harus patuh kepada CUKK sebagai tuai rumah (analogi cara hidup di rumah panjang).
CUKK harus kuat memberdayakan ekonomi anggota melalui program SHG (self-help group) dan SHI (self-help individual). SHG dan SHI di CU dapat nge-link dengan koperasi pertanian. Koperasi pertanian nge-link juga dengan SMK Keling Kumang dan Institut Teknologi Keling Kumang (ITKK).
Nah, bagaimana cara mendirikan dan beroperasinya Koperasi Pertanian. Prinsipnya begini: “Anda punya lahan, kerjakan sendiri agar menjadi lahan super produktif. Jika tidak mampu, maka berkoperasilah.”
Sesuai dengan Undang-Undang Omnibus Law, sembilan orang dapat mendirikan satu koperasi. Jadi, mulailah dengan setidaknya 9 orang. Susunlah pengurus dan pengawas. Misalnya, 3 pengurus, 3 pengawas, 3 operasional (1 PIC). Ke-9 orang ini haruslah investor yang menyetor simpanan untuk modal pengelolaan lahan. Contoh, diskusi tidak formal di villa 44 milik saya di Sekadau tempo hari, kami omong-omong bagaimana mengelola lahan 1 ha dulu di Sungai Kunyit di bawah Koperasi Pertanian Keling Kumang Sekadau Agro. Saya usul tanam durian musang king atau durian muntong di lahan satu ha sebagai komoditi utama. Nah, karena jarak tanam pohon durian 10 meter, maka di sela-sela pohon durian bisa tumpang sari dengan tanaman lain, misalnya tanaman rempah-rempah, sayur-sayuran, serai wangi, atau yang lain yang bisa dipanen dalam jangka pendek. Tanaman jangka pendek ini akan menjadi sumber cashflow untuk pengeluaran operasional bulanan. Semua peserta diskusi setuju ide ini. Pak Domi sangat bersemangat. Beliau bahkan usul agar beli bibit durian musang king yang sudah besar, per pohon Rp 1,2 juta. Mantap pak, saya bilang.
Susunlah rencana yang matang. Lahan 1 ha diladangi dulu, ditanam padi tahun ini. Usai panen, lahan itu distaking dengan eksa untuk membuang tunggul-tunggul. Setelah itu penanaman durian musang king dimulai. Rencana tanaman sela atau tumpang sari juga dieksekusi. Kegiatan koperasi pertanian dimulai.
Katakan butuh dana awal Rp 100 juta. Jika ada anggota mau gabung di koperasi pertanian ini sebagai pionir, setiap anggota setor Rp 10 juta untuk pengolahan lahan, beli bibit, biaya penanaman, perawatan dan pengeluaran operasional lain. Lahan 1 ha dengan jarak tanam 10 x 10 meter, maka butuh 100 bibit durian. Lalu hitunglah dengan rinci.
Mengapa durian musang king atau durian unggul? Buah kesukaan orang Kalbar. Dan bisa diekspor juga ke negeri jiran. Harus orientasinya ekspor.
Contoh, ada toko buah di jalan Apel, Pontianak, jual durian montong kualitas ekspor, 500 gr harganya Rp 125rb. Laris manis. Stock selalu kurang. Ini benar-benar peluang bisnis.
Jadi, cara memulai koperasi pertanian, mulai dengan lahan kecil, tanam komoditi yang paling kita suka. Saya yakin Koperasi Pertanian dengan konsep seperti ini cepat atau lambat dapat berhasil. Jika ingin ekspansi lahan atau ekspansi wilayah, tambah modal atau cari anggota baru. Catatan: komoditi yang dikembangkan harus fokus, maksimal 5 komoditi saja.
Cerita menarik dari pengamatan aktivis CUKK yang studi kakao di Cebu, Pilipina. Seorang kepala keluarga punya lahan 0,5 ha. Tanam kakao 500 pohon ditumpangsarikan dengan pisang, kelapa, kolam ikan, dan lain-lain. Seperti apa kehidupannya? Punya rumah bagus, punya mobil, dan anak sekolah di Perguruan tinggi. Esensi hidup tidak ada lain – hidup bahagia dan sejahtera.
Saya kira koperasi pertanian ini harus mengemban misi: edukasi dan advokasi anggota CUKK. Bisa dengan “melihat dulu baru percaya, atau percaya dulu baru melihat.” Dua pendekatan itu sama-sama dapat digunakan. Pola kerja orang pada umumnya adalah “melihat, lalu meniru.”
Ini pengalaman pribadi. Selama masa covid, saya berkebun di Sekadau dengan luas lahan 2 ha. Di dalamnya ada 850 pohon kakao, 200 pohon kopi, 57 pohon durian musang king, 12 pohon durian muntong, 80 pohon durian lokal bibit dari Kelam Permai, 10 pohon petai unggul, 10 pohon nangkadak, 10 pohon cempedak unggul, 10 pohon lengkeng, 10 pohon langsat punggur, 10 dan lain-lain. Kebun serba ada. Andaikan lahan seperti ini dikelola dengan cara berkoperasi pasti asik.
Bagaimana dengan lahan Puskhat 2 ha di pinggir danau Laet? Kelola saja dengan konsep koperasi pertanian dengan sistem tumpang sari. Nilai tambah lokasi ini ada di kawasan wisata Danau Laet, maka akan sangat bernilai. Koperasi pertanian disinergikan dengan agro wisata.
Apakah ide ini dapat menginspirasi Pengurus CU di bawah Puskhat yang telah melakukan spin-off? Saya tidak tahu.
Ayo mulai, tanpa ada yang memulai, tidak ada yang terjadi. Buatlah kapal sendiri, jangan bermental senang numpang kapal orang lain. Anda hanya akan menjadi seorang follower.***
1/7/2021
Munaldus