MENJADIKAN CU YANG SUSTAINABLE ITU ADA SAINS DAN SENI-NYA

“CU … kolap,” bunyi posting seseorang di WAG. Saya terkejut. Lantaran penggerak CU yang kolap ini kawan baik saya. Pun saya pernah diundang untuk memberikan penguatan sekitar 2 jam di sana. Waktu itu mereka antusias.

“Kog bisa,” pikir saya. Memang waktu saya diundang ke sana beberapa tahun lalu, saya mendengar curhat dari Manager tentang berbagai hal yang krusial di CU ini. Intuisi saya mengatakan CU ini bakal bermasalah beberapa tahun ke depan. Benar.

Lalu saya WA rekan saya itu. “Banyak penyimpangan. Ada satu orang di pengurus yang sangat berkuasa dalam membuat keputusan. Yang lain hanya “yes men saja.” Sudah diaudit akuntan publik. Sekarang kami sudah lapor ke pihak yang berwajib.” Kira-kira begitu komunikasi kami. Sudah seribet itukah kasusnya? Biasanya kalau sudah masuk ke krisis kepercaya (trust) dari anggota, CU sulit sekali pulih. Kita sudah punya data empiriknya.

Tanda-tanda CU bakal bermasalah seperti ini. Pertama, mengalami krisis SHU (misalnya SHU minus), lalu lanjut ke krisis likuiditas. Terus naik ke krisis kepemimpinan. Akhirnya krisis kepercayaan (trust) dan kolaps. Dua tanda pertama, jangan diabaikan.

CU anda ingin tetap eksis atau berkelanjutan. Tingkatkan literacy CU. Membuat CU berkelanjutan ada sains dan seninya. Menurut saya, salah satu sains nya adalah pada perencanaan dan seni terletak pada eksekusi. Jadi, jangan main-main dengan dua hal ini. Jadilah expert di situ.

Sains dan seni kadang-kadang abu-abu, sulit dibedakan. Contoh semua materi di CUDCC (untuk Pengurus), CUASCC (untuk Pengawas) dan CUCCC (untuk Manager/GM/CEO) benar-benar kaya sains. ACCU mengeluarkan banyak CU Solutions untuk membantu kita membuat CU terus eksis. Apa yang kurang?

Ini adalah paradigma (sebuah pola atau model berpikir yang mempengaruhui perilaku kita) agar CU tetap eksis (sustainable) yang ditunjukkan oleh ACCU dalam modul 10 CUDCC.

Coba kita skor ke empat stakeholder ini seberapa kuat. Ini ibarat kerja busi mobil. Jika satu saja tidak bekerja atau kurang maksimal, maka bunyi mesin mobil akan turun naik alias lansam kurangbaik. Begitu juga di CU.

Jika digrading dari A, B, C, dan D, maka yang ideal  grade nya harus sama. Misalnya apabila Skor (grade) Leaders A, maka yang lain harus A juga. Berbeda berarti pincang. Pincang berarti oleng lah CU itu. Maka dalam hal penggantian busi mobil, seringkali busi mobil tidak bisa diganti satu saja, tapi harus semuanya agar kerjanya optimal dan sinergi.

Dan ini semua melibatkan sains dan seni dalam mengurus dan mengelola CU. Untuk itu para penggerak CU harus terus belajar. Berhenti belajar, CU pasti akan stagnan, bahkan mati. Yang tidak mau belajar sebaiknya tidak direkrut menjadi Pengurus atau Pengawas CU karena risikonya tinggi. Semua anggota bisa menjadi korban.  Apalagi kalau sudah tidak mau belajar, lalu karakternya buruk lagi. Lengkaplah sudah.***

03/03/2023

Munaldus Founder & Penasehat Puskhat