Kerjasama Antar CU/KSR di Gerakan Puskhat

Waktu lokakarya Puskhat di Kuching bulan lalu, saya bertanya kepada Prof. Seungkwon Jang dari iCoop, Korea, tentang bagaimana menemukan core business sebuah KSR. Saya coba cari pandangan beliau. Jawabannya ternyata sederhana. Beliau bilang “apa yang kalian perjuangkan?” Dari situlah kita menarik core business sebuah KSR. Apabila jelas apa yang ingin diperjuangkan, maka itulah yang mungkin dibutuhkan anggota KSR.

Sekilas tentang cerita lahirnya iCoop Korea, misalnya. Tahun 1998 krisis moneter melanda dunia. Korea Selatan mengalami hal yang sama. Dampak bagi kehidupan ekonomi masyarakat sangat dahsyat. Lalu, sekelompok perempuan terdidik di Korea berinisiatif mendirikan koperasi konsumsi. Mereka namakan iCoop. Belum genap 30 tahun, kemajuan iCoop sangat dahsyat. Kata Prof. Seungkwon, jika ada 100 orang dari iCoop berkumpul di sebuah aula, kaum laki-laki paling banter 20 orang, sisanya perempuan semua.

ICoop memilih lokasi di pedalaman Korea, kurang lebih tiga jam naik bis dari Seoul. Lokasi itu ditinggalkan alias kurang diperhatikan oleh negara. Dua tempat yang mereka pilih yaitu Goesan dan Gurye. Kalau melihat fotonya, maka daerah itu dikelilingi oleh perbukitan. Lokasi yang indah. Nah, di situlah iCoop berkarya. 

Kini kedua lokasi ini mereka sebut Goesan Natural Dream Park dan Gurye Natural Dream Park. Keduanya menjadi contoh praktek koperasi terbaik di dunia (Gambar di kiri adalah Gurye Natural Dream Park). Bahkan gerakan koperasi Jerman, tempat lahirnya credit union, menjadikan iCoop sebagai tempat mereka studi banding.

Bagaimana para anggota membangun iCoop? Setiap anggota wajib menabung setara $ 8 (Rp 116.000,-) per bulan. Simpanan yang terkumpul untuk membangun kawasan yang kurang diperhatikan oleh negara. Sekarang lokasi ini telah menjadi tujuan wisata edukasi yang dikunjungi banyak negara untuk belajar koperasi. Bagaimana dengan kita? Saya rasa belum ada kawasan yang terkonsentrasi yang kita kerjakan seperti yang dikerjakan oleh iCoop. Mengapa bisa begitu?

Kembali ke soal tentang bagaimana mencari core business KSR, saya ingat apa yang dikatakan Napoleon Hill. Katanya “Rahasia Sukses adalah terus menerus berusaha untuk meraih tujuan.” Kata kunci dalam pernyataan itu adalah “tujuan.” Nah, jika kita mengetahui tujuan dan kita berusaha meraih tujuan itu, maka kita pasti sukses. Demikianpun dengan KSR kita.

Bagaimana gerakan KSR kita menetapkan tujuan agar suatu kawasan, semisal itu kampung menjadi Village Natural Dream Park? Apa yang harus kita buat dan seperti apa jadinya pada usianya yang ke 30 tahun kelak?

Saya membayangkan realisasinya membutuhkan prinsip koperasi yang tepat yaitu prinsip kerjasama antar koperasi. Kerjasama berarti sinergi. Rumus sinergi menurut Steven Covey adalah 1 + 1 = 10. Lawan dari sinergi, menurut beliau dalam bukunya The 3rd Alternative, adalah kompromi. Rumus kompromi adalah 1 + 1 = 2. Kurasa rahasia kemajuan iCoop adalah pada sinergi antar koperasi ini. Kita belum optimal menjalankan prinsip koperasi “Kerjasama antar koperasi” ini.

Saya dan Jang Suroto membayangkan, melalui kerjasama antar koperasi memvisualisasikan ide punya Hotel di Balai Karangan yang kualitas setara hotel budget, seperti Ladja Hotel di Sintang. Baik CU maupun KSR di bawah Puskhat memikirkan punya hotel ini. Bersama para anggota KSR, kita bangun dan danai bersama hotel ini. Andaikan itu bisa terealisasi, maka inisiatif itu bisa diduplikasi dengan mendirikan hotel semacam itu di tempat lain, misalnya di Ketapang, Putusibau, Sintang, Sanggau, Tayan, bahkan di provinsi lain di Pulau Kalimantan ini. Mengapa tidak?

Apakah Hotel menjadi kebutuhan anggota? Ya, apabila sudah banyak anggota CU naik kelas secara ekonomi. Sekarang mungkin belum, tetapi kelak apalagi kalau IKN sudah benar-benar menjadi kenyataan, maka pembangunan di pulau Kalimantan akan mengejar pembangunan di Pulau Jawa dan Sumatera. Apa lagi Kalimantan Barat berbatasan dengan Sarawak dan Sabah. Percepatan pembangunan mungkin akan masif. Pemerintah Sarawak bahkan telah menambah anggaran pembangunan untuk mengantisipasi pindahnya ibu kota negara ke Kalimantan Timur. Bagaimana dengan gerakan koperasi kita? Maju secara konservatif, moderat atau agresif? Kita wajib membuat pilihan. Namun, realisasi ide-ide besar membutuhkan pemimpin yang kuat. ***

6/5/2023

Munaldus

Penasehat Puskhat